Subulussalam, l Portal Singkil ~ Kekhawatiran atas kerusakan lingkungan di Kota Subulussalam kembali mencuat ke permukaan. Wali Kota Subulussalam, H. Rasyid Bancin (HRB), mengunggah foto dampak limbah pabrik minyak kelapa sawit (PMKS) di akun media sosial pribadinya, menunjukkan keprihatinan terhadap kondisi lingkungan di kota yang dipimpinnya.Kunjungan HRB ke PT Mitra Sawit Bersama (MSB) di Kampung Namo Buaya, Kecamatan Sultan Daulat pada Senin (10 Maret) lalu, menunjukkan secara langsung dampak buruk dari limbah pabrik.
“Limbah pabrik, jika tidak dikelola dengan baik, akan berdampak sangat serius pada lingkungan,” ujar HRB dalam unggahannya. “Pencemaran air, tanah, dan udara merupakan ancaman nyata yang harus kita hadapi bersama.”
Selain limbah PMKS, LSM Suara Putra Aceh juga mengungkapkan kekhawatiran atas kerusakan hutan dan sumber air di Kota Subulussalam. “Kegiatan perluasan lahan PT Sawit Panen Terus dan PT PAL yang membuka lahan ribuan hektar tanpa izin diduga merusak lingkungan, air, tanah, dan satwa,” kata Pimpinan LSM Suara Putra Aceh.
Lebih lanjut, LSM ini menyebutkan kerusakan pada Balai Benih Ikan (BBI) di Kota Subulussalam diduga akibat perluasan lahan sawit. Kerusakan ini menyebabkan sumber mata air BBI terancam, sehingga fungsi BBI sebagai pusat pembibitan ikan di Kota Subulussalam terancam.
Walaupun Wali Kota Subulussalam telah menyuarakan keprihatinan dan Gubernur Aceh menyatakan akan mengukur ulang HGU, sejumlah aktivis lingkungan merasa tindakan tersebut belum cukup untuk menghentikan kerusakan lingkungan.
“Gertakan sambal belaka,” ungkap aktivis lingkungan. “Mereka berharap tindakan nyata dilakukan untuk menyelamatkan lingkungan di Kota Subulussalam, sebelum kerusakannya tak terpulihkan lagi.” Jelas Anton Tin Pimpinan LSM Suara Putra Aceh Kota Subulussalam. //mr padang.